Saya rasa memang sudah kebiasaan saya untuk ingin mengetahui segalanya. Ketika saya kecil, saya tidak pernah berhenti bertanya barang 5 detik saja ketika pergi ke berbagai tempat menggunakan mobil. Ketika melihat suatu kata yang asing, saya langsung menanyakannya kepada Ayah saya. Kemudian setelah dia menjelaskan, ada saja hal lain yang dapat saya tanyakan.
Selain itu saya juga membaca banyak hal, di banyak tempat. 9 dari 10 hal yang Ayah saya katakan untuk membuat saya kagum pada dunia luar sudah saya ketahui jauh sebelum itu. Sampai-sampai Ayah dan Ibu saya sering mengeluh "Kamu itu sudah tahu sudah tahu mulu."
Sampai sekarang pun saya masih tetap orang yang sama, hanya objeknya saja yang berbeda. Semakin dewasa saya menyadari bahwa manusia lebih kompleks dari lingkungan sekitar saya. Karena itu saya mulai tertarik pada manusia. Perilaku, sifat, perasaan, pikiran. Beberapa orang mengatakan kemampuan menerka dan persuasif saya cukup baik, itu turunan dari Ibu saya. Yang lainnya mengatakan pengambilan kesimpulan saya rasional dan tegas, itu turunan dari Ayah saya.
Jadi bila saya menerka seorang itu senyumnya palsu dan sekaligus membuatnya mengakui itu adalah benar, itu berkat Ibu saya. Kemudian bila dia meminta saran dan saya memberi solusi hingga akhirnya dia bisa kembali ceria, itu berkat Ayah saya. Sayangnya, tidak ada diantara mereka yang bisa membaca pikiran.
Saya mulai ingin dapat membaca pikiran seiring dengan kesadaran saya bahwa dunia berisi kebohongan lebih dari yang saya kira. Jarang sekali orang yakin 100% dengan apa yang dia katakan. Saat seseorang mengatakan "Ayo makan di sini" itu bukan berarti dia tidak sedang memikirkan alternatif lain, kecuali dia adalah seorang ibu hamil yang sedang ngidam. Saat seseorang mengatakan "Aku baik-baik saja" dia sebenarnya sedang berpikir "Apakah aku baik-baik saja?" kecuali dia adalah orang gila yang pikirannya selalu kemana-mana.
Walau begitu bukan berarti setiap orang dan pada setiap saat berbohong. Banyak juga orang-orang yang keyakinannya begitu kuat. Misalnya para jago bela diri. Dengan tekad yang kuat mereka dapat membuang keraguan dan membuat pikiran mereka menjadi jernih. Dengan pikiran yang bersih dari keraguan itu mereka dapat melakukan hal-hal mustahil macam memecahkan batu bata, membengkokkan besi, bahkan tahan digempur dengan baja.
Jika saya dapat membaca pikiran kemungkinan semua akan lebih baik. Saya dapat mempersiapkan apa yang akan saya katakan pada berbagai pembicaraan penting. Saya dapat mengetahui bahaya yang berada di sekeliling saya. Atau bahkan hanya untuk sekedar mengetahui siapa yang menyukai siapa di sekolah.
"Curiosity kills the cat","Ketidaktahuan adalah berkah", dan mungkin masih banyak lagi quotes semacam itu yang intinya adalah memberitahu kita bahwa mengetahui terlalu banyak itu tidak baik. Tapi saya pikir, kenapa tidak?
Cheers.